Cari Blog Ini

Selasa, 27 Desember 2011

Sepur Super

Tokyo JR Station
Pagi ini Komang Jepang panik 'kepupungan' terlambat bangun gara2 jam beker yg biasanya rajin berkokok dg penuh semangat, tumben tak ada suaranya alias tidur. Entah karena mogok kerja macam pegawai FREEPORT Timika atau lupa di-'on' kan. Akhirnya Komang Jepang mesti ter-birit2 ngos2an berlari 20 menit-an ke setasiun kereta api  JR (Japan Railways) Nambu Line. Sampai di peron setasiun langsung loncat masuk gerbong KA,  nyaris mampus kejepit pintu kereta yg mulai menutup. Mirip Jackie Chen di film RUSH HOUR. 


Udara musim dingin 8 derajat tapi keringat mengucur deras di dahinya yg mengkilap, lubang hidung peseknya kembang kempis kurang oksigen. Maklum KA Jepang memang selalu tepat waktu dan merupakan alat transportasi utama Jepang. Jadi kalau lagi apes telat bangun pagi mesti rela jadi atlit lari olimpiade. KA Japan Railways termasuk yg paling efisien dan paling sibuk di dunia dg sistim jaringan NETWORK yg komplex dan rumit. Konon kereta api peluru 'bullet train' SHINKANSEN dlm setahunnya cuma telat 3-5 mnt. Komang Jepang yg terbiasa santai leha2 di Bali mesti kucing2an petak umpet saling intip dg sepur super Jepang ini.......................

Sabtu, 24 Desember 2011

Malam Ini Ada Cinta

 24 Desember, Tokyo
Pulang kerja lembur malam ini Komang Jepang ter-kaget2. Di depan Mall dekat stasiun kereta api, begitu naik tangga, di depan hidungnya yg pesek berdiri sebuah pohon terang natal raksasa ber-kelap kelip dg ratusan lampu warna warni dan gantungan aneka ragam. Para pegawai wanita di Mall berjubah dan bertopi merah mirip Santa Claus tapi tentunya lebih langsing dan lebih sexy. Ada banyak Christmas Sale dg harga discount spesial. Orang Jepang modern merayakan hari Christmas Natal meskipun 'KANKENAI' (= tdk ada hubungan) dg agama. Cuma TRADISI saja, bukan karena beragama Kristen. Juga karena dikomersialisasi untuk bisnis jualan produk CHRISTMAS SEASON. Maka saat Christmas Eve malam Natal, orang Jepang sibuk ramai2 merayakan dg berbelanja, memberikan hadiah, pesta Christmas Party dengan Christmas cake. 


Bagi kebanyakan muda mudi Jepang, malam Christmas adalah malam cinta atawa malam ber-dua2an dg pacar. Mungkin karena pohon terang Christmas tree yg kelap kelip romantis warna warni atau suasana malam winter Christmas yg dingin2 syahdu, menjadikan malam yang spesial.. Komang Jepang garuk2 kepala geleng2 tdk habis pikir sejak kapan hari Chistmas Natal yg 'suci' diselewengkan anak2 muda Jepang 'kurang ajar' ini menjadi malam cinta2an. Memang materialistis dan sama sekali tdk religius, tapi kata orang hakekat Christmas adalah  malam penuh kasih dan cinta apapun bentuknya demi membahagiakan orang yg dicintai. Mungkin.

Minggu, 18 Desember 2011

Ekonomi Sambal Tomat

Tokyo, Desember 2011
Hari ini saat sibuk berkeringat ngos2an bagai kuda di perusahaan besi SCAFFOLDING Jepang tempatnya bekerja, Komang Jepang berkhayal. Di kepalanya yg kotor berdebu timbul pertanyaan 'kenapa aku harus BEKERJA? kenapa aku harus cari UANG?'. Sebab konon sepuluh ribu tahun lalu kakek moyangnya PITHECANTHROPUS alias manusia setengah dewa, eh setengah monyet itu tidak pernah bekerja. Usai bangun pagi mereka cuma ber-main2 bercengkerama sambil menangkap ikan di sungai atau jalan2 ke hutan mengumpulkan buah2an, umbi2an. Siang hari mereka berolahraga lempar lembing di tengah hutan dg sasaran target babihutan, sukur2 ketemu beruang, dagingnya agak gedean. Malam harinya mereka bermain cinta di dalam gua dg siapa saja asal suka sama suka sampai pagi. Santai. 


Dahulu yg namanya uang itu tdk ada.  Yg  ada BARTER tukar menukar barang ala Pithecanthropus. Misalnya si Wayanthropus punya tomat,  si Madethropus punya cabe, terjadi barter sehingga keduanya punya tomat dan cabe. Lalu keduanya bisa makan sambal tomat. Pedas2 bahagia. Tapi konon manusia itu pintar, mereka membangun peradaban. Lalu ada manusia gila menciptakan uang sebagai alat tukar. Lalu dimulailah peradaban MATERIALIS manusia. Dewa Matahari dilupakan Dewa Uang di-puja2. Semua diukur dg uang. Makanan, pakaian, pekerjaan, cinta dan sex pun dinilai dg uang. 


Lalu bermunculan Si Kaya dan Si Miskin.  Lahirlah bayi KAPITALISME. Si Kaya jadi raja. Lalu ada perbudakan, orang beli orang. Laki2 beli perempuan. Perempuan beli laki2. Laki2 beli Laki2. Lalu ada KOMPETISI persaingan, kecemburuan, pertengkaran. Lalu terjadi perang. Orang makan orang. Semua karena uang. 'BAKAYARO!!!' tiba2 suara hardikan Mr. Sasako mandor Jepang membuyarkan lamunan nikmat Komang Jepang. Cepat2 disambarnya besi scaffolding yg paling besar dipondong di atas pundaknya bagai budak Mesir membangun PIRAMID. Sebab ia perlu makan, untuk makan perlu uang dan untuk uang ia harus bekerja.............

Sabtu, 17 Desember 2011

Ngeceng Di Shibuya

Shibuya St. 2 Chome, Tokyo
Hari Minggu adalah hari yg paling ditunggu Komang Jepang sebab hari libur kerja, kesempatan untuk jalan2. Kali ini ia jalan2 ke daerah Shibuya di tengah kota Tokyo. Takjub matanya membulat melihat alangkah  ramainya Shibuya di hari Minggu.  Shibuya dan Shinjuku adalah tempat ngeceng anak muda  Jepang. Mereka datang untuk jalan2 di mall, belanja, bermain game di amusement shop, atau ngobrol2 ngerumpi di kafe Starbucks atau restoran Macdonald sambil memamerkan fashion mereka yg trendi keren abis. Berbagai gaya fashion terlihat termasuk yg rada2 aneh gila2an atawa nyentrik, gitu. 

Komang Jepang tak mau ketinggalan ikut mondar mandir lirik sana lirik sini sampai kepalanya ber-putar2. Heran hatinya melihat gaya ngeceng anak muda Tokyo yg 'cool'  tidak agresip kayak anak2 muda di Bali. Tak ada sapaan 'Halooo, cewek!' ala gigolo pantai Kuta.  Kasihan juga gadis2 Tokyo berdandan cantik2 tapi kesepian tak di sapa2. Shibuya dan Shinjuku di Tokyo adalah fashion-spot anak muda Jepang dan tempat munculnya trend fashion baru yg biasanya akan ditiru dunia. Setelah cukup cuci mata memuaskan mata keranjangnya, Komang Jepang cabut naik kereta api pulang ke apartemennya untuk masak nasi goreng mengisi perutnya yg keroncongan...............

Rabu, 07 Desember 2011

Daun Daun Kering

Shibuya, Desember 2011
HIdup di negeri 4 musim memang repot. Apalagi saat WINTER musim dingin di bulan Desember hingga Pebruari seperti sekarang. Komang Jepang bingung sendiri loncat2 di tempat karena kedinginan. Orang2 berjalan terlihat menjadi kecil terbungkuk sebab kedinginan walau berbaju tebal2. Jalan mereka cepat sebab ingin segera masuk ke dalam gedung yg hangat. Tapi perempuan2nya terlihat cantik sebab kulitnya yg putih pucat jadi bersemu merah jambu karena udara dingin. Kucing2 liar tak kelihatan lagi, berlindung entah dimana. 


Pohon2 daunnya meranggas rontok kering kerontang kedinginan. Namun dibalik itu ada pemandangan indah saat daun2 hijau mulai menjadi merah. Komang Jepang takjub daun2 benar2 berwarna merah terang membuat dunia menjadi kemerahan. Warna trend Winter Fashion pun menjadi warna2 tanah serba merah coklat.  Daun2 merah menjadi kuning, coklat hingga jatuh dihembus angin dingin.  Daun2 tua jatuh di musim gugur lalu tumbuh tunas2 muda baru di musim semi. Bagai sebuah drama kehidupan. Komang Jepang mengusap matanya. Alam tak pernah terasa sedekat ini. ............    

Minggu, 04 Desember 2011

Metropolis

Shibuya, Tokyo 
Setelah 4 tahun hidup di Kota Kyoto, 3 tahun terakhir ini Komang Jepang menetap di ibukota Tokyo. Kalau waktu di Kyoto ia hidup adem di kota kecil dg kultur tradisi Jepang dg kuil2 agama Shinto, upacara2 festival MATSURI, sawah2, kebun bambu kebun teh di bukit, maka di kota metropolis Tokyo dg ber-ragam manusia dari berbagai bangsa, hidupnya menjadi hingar bingar ramai. 


Tapi Komang Jepang cuek saja sebab cukup sudah baginya melihat kilau bintang2 saat terang bulan di kota kecil dan tiba waktunya menikmati gemerlapnya lampu ibukota, lantai dinding mall yg ber-kilap2. Sama mengkilapnya dg dengkul perempuan2 kota yg trendi dg parfum menyengat, sepatu hak tinggi dan rambut di cat kuning merah hijau...............