Cari Blog Ini

Minggu, 27 Mei 2012

Makanan Burung Tokyo


Akibat musibah gempa bumi, tsunami dan radiasi Reaktor Nuklir Jepang, pasti telah terjadi pencemaran alam. Untuk menjaga kesehatan Komang Jepang rutin makan DRY FRUITS dan DRY NUTS (=buah2an  dan biji kacang2an yg dikeringkan). Konon proses pengeringan alami tanpa bahan pengawet buatan membuat kandungan gizinya meningkat. Selain itu mudah dikonsumsi kapan saja karena telah kering diawetkan. 

Dry Fruits dan Dry Nuts ini diantaranya buah Blueberry, Dates (=Kurma), Fig (=Ichijiku), kacang Almond, Macademia Nuts, dll.  Biasanya produk impor dari Turki atau Eropa Tengah. Dibeli online lewat internet. Karena kerja Pos Jepang KURONEKO Yamato (=Kucing Hitam) efisien, paket diterima di rumah kurang dari 24 jam. Akibatnya kamar apartemen Komang Jepang mirip kandang burung penuh makanan biji2an kacang2an kering.

NATTO : Tempe Asli Jepang


Komang Jepang penggemar makanan TEMPE. Tapi di kota Tokyo tempe susah ditemukan. Harus order lewat internet. Atau ke restaurant Indonesia. Jadi Komang Jepang terpaksa makan 'tempe' asli Jepang.  Namanya 'NATTO'. Meskipun sama2 produk kedelai di-fermentasi,  bentuk dan rasanya 'lain'.

Baunya  pun lebih 'seru' . Mirip bau keju busuk atau bau kaus kaki Komang Jepang. Kalau di-aduk2 keluar 'benang' mirip sarang laba2. Perlu waktu 2 tahun bagi Komang Jepang menjadi terbiasa melahap NATTO. NATTO dimakan dg nasi dg bumbu soy sauce, mustard, bawang daun atau buah alpokat (avocado).  NATTO dimakan mentah2,  bukan digoreng.

Meskipun bentuk dan bau-nya kayak muntahan kucing, nutrisinya tinggi. Mengandung ANTIOXIDANT Vitamin E dan B2 yg meningkatkan metabolisme. Juga mengandung enzim NATTOKINASE yg menghindarkan penyumbatan pembuluh darah (BLOOD CLOTTING),  serangan jantung, stroke dan alzheimer (Riset Prof. Hiroyuki Sumi, Kurashiki University, 1980).  
Kandungan protein-nya tinggi, setara daging sapi tapi rendah kalori dan kolesterol.  Baik untuk diet. Mengandung LECITHIN yg menguraikan LDL Cholesterol. Juga mengandung FIBER pencegah diabetes dan konstipasi.  Serta mengandung CALCIUM pencegah osteoporosis (pengeroposan tulang). 
NATTO juga memiliki efek ANTIBIOTIK. Pada waktu Jepang dilanda wabah keracunan makanan akibat bakteri e-coli O-157 pada thn 1996, banyak orang mengkonsumsi NATTO 

Konon NATTO telah dimakan di Jepang sejak jaman JOMON PERIOD (10.000 - 300 BC). Kini NATTO diproduksi di pabrik modern dg bungkus packaging plastik polystyrene.  Tapi secara tradisional diproduksi dg cara dibungkus dg 'WARA' (=jerami atau batang padi) yg secara alami mengandung bakteri fermentasi BACILLUS SUBTILIS.
NATTO dalam bungkusan WARA (jerami batang padi)

Konon NATTO awalnya 'ditemukan' seorang prajurit penjaga kuda milik Jenderal Samurai  MInamoto No Yoshie yg sedang merebus kedelai untuk makanan kuda.  Karena ter-buru2 ngungsi akibat serangan musuh, rebusan kedelai dibungkus asal2an dg jerami padi dari kandang kuda, lalu terlupakan.  Saat teringat 3 minggu kemudian,  bungkusan jerami dibuka. Kedelai rebus telah menjadi kedelai busuk alias NATTO. 
Maklum jaman perang lagi pada kelaparan, kedelai busuk itu dimakan juga. Ternyata enak.
Jenderal Minamoto ikut mencicipi. Ternyata enak. Seluruh pasukan mencicipi. Ternyata enak. Akhirnya semua orang Jepang pada makan NATTO. Begitu ceritanya.

Minggu, 20 Mei 2012

Jadi Member TOKYO BIKERS

Ujian Test 'JEMBATAN'

Selain DENSHA (=Kereta Api Jepang), alat Transportasi yg praktis adalah Sepeda Motor. Karena itu Komang Jepang ikut SHIKEN (= Ujian SIM) Sepeda Motor. Kepalang basah, Komang Jepang memutuskan mengikuti ujian SIM untuk Sepeda Motor 400cc (CHU-GATA MENKYO atau Kelas Menengah)
SIM Sepeda Motor di Jepang ada 3 jenis.  Yaitu SIM Motoped untuk Sepeda Motor 50cc, SIM  CHU-GATA MENKYO untuk Sepeda Motor 50cc s/d 400cc dan SIM OOGATA MENKYO untuk Sepeda Motor diatas 400cc.

UJian Test BRIDGE (Jembatan)
Konon katanya ujian SIM Jepang ketat sulit mirip Mission Impossible. Karena itu Komang Jepang memerlukan ikut Kursus di Sekolah Mengemudi sebanyak 2 x. Lumayan mahal. Tapi perlu buat Komang Jepang yg se-umur2 belum pernah pegang2 apalagi menunggangi sepeda motor 250cc atau 400cc. Setelah itu barulah ikut ujian tulis dan ujian praktek. 
Ujian tulis tidak masalah. Tapi ujian praktek ternyata memang sulit. Mesti jungkir balik ber-susah payah. Penuh tetek bengek norma2 lalu-lintas dan tata krama disiplin ketat ala bangsa Jepang.  
Ujian-nya berupa test keterampilan ZIG-ZAG, BRIDGE (Jembatan), SLOPE (Tanjakan), dan EMERGENCY BREAKING (Pengereman Mendadak). Route Lintasan ujian telah ditentukan sebelumnya. Lengkap dg Rambu2 jalan, Rambu2 kecepatan maksimum, Tikungan, Tanjakan, Jembatan,  perempatan jalan, Traffick Light, serta Pintu  Lintasan Kereta Api. Mirip jalan raya yg sebenarnya   Sepeda motor yg digunakan pada waktu ujian adalah sepeda motor yg telah disediakan.  Bukan sepeda motor milik sendiri.  Jadi rada2 'kagok' gitu.  
Ujian Test ZIG-ZAG 

Jarang peserta yg langsung lulus. Biasanya harus ikut ujian 3 hingga 4x , bahkan lebih. Termasuk peserta ujian bangsa Jepang sendiri.  Biaya 1 x Ujian adalah sekitar 4000 Yen.
Ujian pertama Komang Jepang gagal total amburadul karena lupa menginjak rem saat men-starter motor. Ujian ke-2x gagal lagi, karena ban depan motor menyentuh garis marka jalan.
Juga karena saat test JEMBATAN, terlalu cepat dari waktu maksimal sehingga mendapat pengurangan POINT (Tapi kalau terlalu lambat ada resiko jatuh tergelincir, ujian gagal total).
Ujian ke-3x gagal lagi karena lupa menoleh kiri-kanan di perempatan jalan.  Nyaris Komang Jepang ngambek minta pulang. Ujian ke-4x baru bisa lulus. Total perlu waktu 1 minggu ujian. Mungkin Pengawas Ujian sudah bosan lihat Komang Jepang yg nongol lagi nongol lagi gak lulus2. 
Kebetulan ada sesama peserta ujian orang Amerika katanya sudah 6x ujian gak lulus2. Sadis juga.
Baru kali ini selembar kartu SIM menjadi teramat besar nilainya akibat diperoleh dg ber-susah payah berkeringat serta  mengorbankan waktu, tenaga dan uang.........

Gunung Togakushi : The Hidden Door

Hutan pohon SUGI 
Saat Musim Panas yg lalu Komang Jepang mendaki gunung Mt. Togakushi (1904m), 20 km dari Nagano City, NAGANO Prefektur.  Nagano adalah daerah pegunungan. Merupakan bagian dari deretan pegunungan JAPAN ALPS yg memanjang dari Jepang Utara ke Jepang Selatan. 
Di kaki gunung Togakushi terdapat hutan pohon 'SUGI' (=Japanese Cheddar Trees) berusia 900 tahun-an. 
Pintu gerbang ke Kuil Okusha Jinja

Sejak dulu Gunung Togakushi menjadi tempat ber-ZIARAH dan training para BHIKSU pendeta Buddha. Mereka melakukan pendakian pelatihan mental dan ber-meditasi di gua2 di lereng gunung Togakushi.  Mungkin karena itu terdapat Kuil OKUSHA JINJA (Jinja=Kuil ShintoJepang) yg telah berusia ratusan tahun. 
AMATERASU Dewi Matahari, Drawing 25x45cm @Nyoman Yudhanegara

Nama Togakushi berarti 'Pintu Rahasia' (THE HIDDEN DOOR). Memiliki riwayat historis awal mula berdirinya negara Jepang. Konon dahulu Dewi Matahari AMATERASU ngambek ngumpet di Gunung Togakushi dengan Pintu Gua Rahasia-nya. 
Karena Dewi Matahari menghilang tentu saja dunia menjadi gelap gulita. Manusia2 penghuni Dunia tidak terima. Marah2, demo dan protes. Akhirnya 7 Dewa2 lain mengadakan sidang G-7 (God-Seven Summit)). 
Lalu dilakukan pencarian oleh Dewa Steve Jobs dg Apple GPS-Satellite Apps. Gua Rahasia Dewi Matahari di Gunung Togakushi ditemukan. Pintu Rahasia-nya di-dobrak. Dewi Matahari diseret keluar (sambil nangis2). Dunia menjadi terang kembali. Happy End. Begitu kisahnya.

Kobayashi ISSA

Keindahan alamnya konon membuat Penyair HAIKU (=Puisi Tradisional Jepang) Kobayashi ISSA (1763-1828) menetap di Gunung Togakushi untuk mencari inspirasi.
Nishina DAISUKE, pendiri aliran NINJUTSU (=NINJA Martial Arts) dahulu tinggal dan melakukan pelatihan NINJA Training di lereng2 Gunung Togakushi.
Mie SOBA Togakushi 

Penduduk sekitar Gunung Togakushi mempunyai tradisi membuat Mie 'SOBA' (=Japanese Buckwheat Noodles). Konon para calon BHIKSU Buddha yg melakukan latihan di Gunung Togakushi hanya makan sup tepung 'SOBA' yg terbuat dari biji bunga tanaman 'SOBA' yg mereka tanam di lereng Gunung Togakushi.  
Di Puncak Mt.Togakushi

Turun dari mendaki gunung, Komang Jepang kelaparan. 'Terpaksa' makan 'Mie Soba Togakushi' yg ternyata enak banget. Lalu 'terpaksa' menginap semalam di RYOKAN (=Penginapan Tradisional Jepang) di TOGAKUSHI VILLAGE yg ternyata amat nyaman (8000 yen plus Breakfast, Japanese Food). 

Minggu, 13 Mei 2012

Polisi Jago Ngebut

Hari ini Komang Jepang libur jalan2 sore naik sepeda motor cari angin di sekitar pinggir sungai TAMAGAWA.  Ramai sekali suara mesin sepeda motor di-gas kencang2. Nyaris pecah gendang telinga Komang Jepang akibat suara mesin sepeda motor me-raung2. 


Ternyata para Polisi Jepang sedang ujian ketangkasan bersepeda motor dengan serunya. Ngebut zig-zag ber- putar2 hilir mudik bergantian. Termasuk para Polisi Wanita-nya. .


Dibagi dalam beberapa regu, mereka bertanding, berkompetisi siapa paling cepat dan tangkas.  Disertai suara hardikan ' IKE !! IKE!!' (= Go!! Go!!) dari Komandan pelatihnya.


Banyak pula yg jatuh bangun tergelincir di aspal.  3 buah mobil Ambulans Polisi 'stand by' di pinggir lapangan. 



Seru banget. Memang Pak Polisi Jepang tugasnya mengejar maling2 Jepang jadi harus pandai2 ngebut zig-zag di jalan ramai. 


Puas menonton Polisi Jepang kebut2an, Komang Jepang pulang ngebut memacu sepeda motor Honda tua-nya zig-zag di jalanan kota Tokyo bagai polisi mengejar copet.