Cari Blog Ini

Minggu, 18 Desember 2011

Ekonomi Sambal Tomat

Tokyo, Desember 2011
Hari ini saat sibuk berkeringat ngos2an bagai kuda di perusahaan besi SCAFFOLDING Jepang tempatnya bekerja, Komang Jepang berkhayal. Di kepalanya yg kotor berdebu timbul pertanyaan 'kenapa aku harus BEKERJA? kenapa aku harus cari UANG?'. Sebab konon sepuluh ribu tahun lalu kakek moyangnya PITHECANTHROPUS alias manusia setengah dewa, eh setengah monyet itu tidak pernah bekerja. Usai bangun pagi mereka cuma ber-main2 bercengkerama sambil menangkap ikan di sungai atau jalan2 ke hutan mengumpulkan buah2an, umbi2an. Siang hari mereka berolahraga lempar lembing di tengah hutan dg sasaran target babihutan, sukur2 ketemu beruang, dagingnya agak gedean. Malam harinya mereka bermain cinta di dalam gua dg siapa saja asal suka sama suka sampai pagi. Santai. 


Dahulu yg namanya uang itu tdk ada.  Yg  ada BARTER tukar menukar barang ala Pithecanthropus. Misalnya si Wayanthropus punya tomat,  si Madethropus punya cabe, terjadi barter sehingga keduanya punya tomat dan cabe. Lalu keduanya bisa makan sambal tomat. Pedas2 bahagia. Tapi konon manusia itu pintar, mereka membangun peradaban. Lalu ada manusia gila menciptakan uang sebagai alat tukar. Lalu dimulailah peradaban MATERIALIS manusia. Dewa Matahari dilupakan Dewa Uang di-puja2. Semua diukur dg uang. Makanan, pakaian, pekerjaan, cinta dan sex pun dinilai dg uang. 


Lalu bermunculan Si Kaya dan Si Miskin.  Lahirlah bayi KAPITALISME. Si Kaya jadi raja. Lalu ada perbudakan, orang beli orang. Laki2 beli perempuan. Perempuan beli laki2. Laki2 beli Laki2. Lalu ada KOMPETISI persaingan, kecemburuan, pertengkaran. Lalu terjadi perang. Orang makan orang. Semua karena uang. 'BAKAYARO!!!' tiba2 suara hardikan Mr. Sasako mandor Jepang membuyarkan lamunan nikmat Komang Jepang. Cepat2 disambarnya besi scaffolding yg paling besar dipondong di atas pundaknya bagai budak Mesir membangun PIRAMID. Sebab ia perlu makan, untuk makan perlu uang dan untuk uang ia harus bekerja.............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar