Cari Blog Ini

Rabu, 15 Februari 2012

Musashi Dewa Pedang Kayu

MUSASHI,  Drawing, 60x40cm, 2012  @ Nyoman Yudhanegara
Waktu  SMA di Bali,  Komang Jepang membaca kisah samurai Jepang MIYAMOTO MUSASHI dalam novel karangan EIJI YOSHIKAWA. Waktu itu dlm bentuk cerita bersambung di harian KOMPAS.  Kemarin ia 'bertemu' patung Miyamoto Musashi di perempatan kota Kyoto (dari Kyoto Station naik bus No.5 jurusan Ichioji-Sagarimatsu).
Miyamoto Musashi adalah RONIN Jepang (SAMURAI Pengelana) yg juga seorang arsitek, seniman lukis, pematung dan penulis buku. Terlibat dalam 4 perang besar, termasuk medan perang SEKIGAHARA antara Tokugawa Ieyasu dan Ishida Mitsunari.  
Bersenjatakan 'BOKUTO' (= pedang kayu), ia melakukan 50 kali duel dg tak terkalahkan. 'Bokuto' adalah pedang dari kayu untuk berlatih para Samurai Jepang. Maksudnya untuk mencegah cedera fatal.  
Tetapi di tangan Musashi pedang kayu 'bokuto' menjadi senjata mematikan seperti pedang sungguhan.  Itu karena kecepatan, kekuatan dan strategi  Musashi dlm menggunakan pedang kayu-nya.  Musuhnya di'kepruk' kepalanya hingga koit. 
Konon gaya pedang Musashi cenderung 'kasar dan brutal' karena cepat, dan mematikan. Ia tak mempedulikan 'seni' pedang.  Itu karena pengaruh ZEN Buddhism yg dipelajari Musashi sejak muda.  Layaknya MEDITASI, konsentrasi mengosongkan pikiran, me-'mati'kan emosi hingga tak ada napsu membunuh.  Yg ada hanyalah kodrat dua ksatria di medan perang dg akhir kematian.  
Karena itu gaya pedangnya 'dingin tanpa emosi' dan 'brutal' agar duel cepat berakhir bukan untuk dinikmati ber-lama2 menyakiti lawannya. Unsur 'belas kasih' dalam 'kekejaman'.  Ini yg disebut 'JALAN PEDANG' (The Way of The Sword). 
Menurut kisahnya, sewaktu muda Musashi bingung repot sendiri, mesti memilih 'Jalan Biksu' menjadi pendeta Buddha atau 'Jalan Pedang' menjadi Samurai. Ia sempat menjadi murid Bhiksu Takuan dari Kuil Shinto di Pulau KYUSHU sebelum 'dipecat' karena tidak disiplin dan emosian suka marah2 kagak karuan. 
Musashi muda ngambek terpaksa memilih JALAN PEDANG, berkelana mencari ilmu lewat duel di jalanan dengan tokoh2 pedang Jepang waktu itu. Musashi tidak menikah dan tidak punya keturunan. Tidak punya rumah atau harta benda.
Di usia 60 thn Musashi menderita sakit parah, menyepi di sebuah gua. Dalam sakit hingga meninggal, ia menulis catatan perjalanan dan pertarungannya.  Catatan2 ini menjadi Kitab 'GO RIN NO SHO' (=THE BOOK OF FIVE RINGS) tentang strategi, psikologi dan filosofi ilmu pedangnya yg universal dan dipakai pedoman para pemimpin dan  politikus modern.
Jreeeng!! Ciaaat!!.................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar